Bismillah.
Asslamau’alaykum
Warahmatullah Wabarakatuh Sahabat Bumins.
Pada
hari Sabtu, 19 September 2020 lalu, Bumi
Inspirasi mengadakan events khusus untuk orang tua. Sesuai dengan judulnya,
sesi ini berbincang mengenai inspirasi bagi orang tua untuk belajar dan
menciptakan lingkungan/habit minim sampah
di rumah.
Berikut saya jabarkan poin-poin penting dari webinar Inspiring Talk for Parents.
1. Teh
Isti
Teh Isti merupakan founder Bumi Inspirasi
“It Takes Village to Raise a
Child”.
Setiap orang menghasilkan 0.5-0.7 Kg/hari, yang mana 50-60% sampah tersebut adalah sampah organik serta 40-50% diantaranya berasal dari rumah tangga. Dari data ini kita sebagai keluarga perlu menjadi satu tim untuk dapat sukses menjadi keluarga minim sampah. Di Bandung sendiri ada jargon khusus yang menjadi kargon gerakan minim sampah, yaitu kang PisMan (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan).Kang PisMan ini tentu beragam bentuk aplikasinya, tinggal kita pilih apa yang paling mungkin kita segara lakukan. Berikut adalah adalah bentuk aplikasinya ala Teh Isti :
a. Inspirasi
Bermain Minim Sampah
·
Membuat café di rumah, jadi
tidak perlu keluar untuk sekedar jajan yang sangat mungkin untuk mengasilkan
sampah kemasan yang banyak.
·
Making
Everyday Earth Day. Kelola sampah organik,
berkebun, embuat biopori, membuat kompos, dan bermain menyayangi hewan.
·
Recycling
Is Fun.
Membuat kerajian dari barang bekas, atau membuat ecobrick.
b. Inspirasi
Berpetualang Minim Sampah
·
Berkunjung ke Bank Sampah
·
Berpetualang ke taman kota
dengan membawa selalu Green Kit : Tumblr, Misting, Kantong Kain.
Terakhir,
Teh Isti memberikan tips untuk memulai dan istiqomah membangun keluarga minim
sampah, tipsnya adalah :
· - Komitmen untuk selalu minim
sampah,
· - Ayah jadi role model,
· - Keluarga adalah team yang harus
kompak,
· - Pilah Sampah dari rumah,
· - BBM (Bawa bekal Minum, Bawa Bekal Makan dan Misting).
2. Bunda
Mita dan Arya
Ada kisah inspiratif dari Arya, dia masih 9 tahun, sudah punya perpustakaan
bernama Rumah Baca Attarya. Rumah Baca ini bermula karena buku-buku Arya yang
banyak, dan sang Ibu ingin buku-bukunya bermanfaat bagi banyak orang.
Di
keluarga ini terdapat peraturan yaitu pembagian kerja. Ini diatur menggunakan
media Roulette yang di bagian-bagain roulette nya terdapat unit-unit
pekerjaan rumah tangga. Ada tugas mengepel lantai, pilah sampah, dll. Roulette ini diputar setiap dua minggu
sekali, jadi setiap anggota keluarga akan menjalankan tugas yang berbeda-beda.
Selanjutnya
Arya menjelaskan caranya memilah sampah, pertama sampah anorganik dicuci
kemudian dikeringkan, setelahnya dimasukkan ke tampat sampah terpilah. Arya
membagikan tips agar tetap hemat ruang saat menyimpan sampah, yaitu dengan cara
sampah kemasan kecil dimasukkan ke sampah kemasan besar. Setalh itu
sampah-sampah di packing dan setelahnya ditabung ke bank sampah.
Bunda
Mita dan Arya serta keluarga kompak untuk mencegah memproduksi sampah di
rumahnya. Caranya adalah sebagai berikut :
·
Membawa wadah jika ingin
membeli sesuatu agar tidak menggunakan plastic sebagai kemasannya,
·
Membawa kantung kain agar tidak
menggunakan kresek,
·
menahan diri agar tidak jajan
jika tidak membaawa wadah sendiri,
·
jika membeli makanan
berkemasan, beli yang kemasan besar, bukan yang kemasannya kecil-kecil,
·
jika anggota keluarga membeli
makanan/barang berkemasan yang harus dipilah, sampah dipilah oleh anggota
keluarga yang membeli makanan/barang tersebut.
Terakhir,
Arya berpesan “pilah sampah dari sekarang, karena penting untuk masa depan”.
3. Bunda
Yuli dan Aisha
Perjalanan minim sampah keluarga ini dimulai dari sebuah buku yang Aisha baca, judul bukunya Es Krim Sampah. Dari situ, Aisha dan Bunda kompak untuk memulai hidup minim sapah sebagai tim. Sampah yang dihasikan tetntu dipilah. Jika sampah organic diolah menjadi kompos yang dimasukkan ke dalam tabung Washima atau menajdi pakan ternak kelinci dan ayam. Jika sampah anorganik, Bunda dan Aisha memilah sesuai jenis atau sedekah sampah kepada orang yang membutuhkan. Aisha berpesan begini di akhir sesi “Kalau sampahnya ga dipilah, sampahnya akan jadi monster”.
Sebagai penutup, saya akan menuliskan perkataan dari salah satu bunda yang mengikuti sesi ini “Kalau kita tidak memilah sampah, pasti ada efek psikologisnya untuk kita”.
Sekian
resume dari saya, harapannya semoga kita terus berproses menjadi agen pelindung
bumi. Dan tetap ingat, menjadi pribadi yang less-waste adalah bukan suatu
tujuan, tapi proses.
Wassalamu’alaykum
Warahmmatullah Wabarakatuh.
Santika
Afriyanti