BUMI INSPIRASI
LEARNING CENTER

Cerdas Finansial - Ramah Lingkungan - Akhlak Islami

6 Oktober 2016

Peran Ibu dalam Mendidik Gaya Hidup Halal dalam Keluarga




Konsepsi halal di dalam Islam adalah bagian filsafat (gaya) hidup , dimana terdapat dalam Al quran , yaitu QS. Al-Baqarah 2: 172-173.  

Artinya: 
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Perlu kesadaran orang  Islam mengenai pentingnya usaha - usaha secara berkesinambungan untuk menekankan aspek halal dan haram di dalam kehidupan terutama dalam keluarga. Tidak ada kemulian terbesar yang diberikan Allah bagi seorang wanita, melainkan perannya menjadi seorang Ibu. Dimana ibu menjadi tonggak utama keluarga dalam mendidik anak – anak  dan membentuk watak, karakter, serta pengetahuannya. Oleh karena itu Ibu menjadi kunci utama dalam mendidik gaya hidup halal dalam keluarga.

Sebelum kita mengetahui lebih dalam mengenai hal ini,  Yuuuks... kita coba untuk menjawab Halal Check Up dengan quiz sederhana ini
1.    Apakah sudah mengajarkan kepada anak untuk mengecek logo halal sebelum makan snack/ minuman ringan ?
2.    Jika sudah, apakah sudah konsisten cuntuk mengecek logo halal atau bahannya?
3.    Apakah kalau jajan bakso/ jajan batagor sudah selalu mengkonfirmasi kehalalan kepada penjual?
4.    Kalau membeli daging ayam atau daging sapi di pasar apakah sudah selalu bertanya ke penjual ttg kehalalan proses dan pemotongannya?
5.    Apakah sudah tahu bahan-bahan bumbu masak yang mengandung alkohol atau bahan non halal lainnya?

Setelah mencoba menjawab, bagaimana hasilnya ?
Tentu kata “tidak dan belum” akan sering muncul. Hal ini dikarenakan kita sering menyepelekannya. Padahal makanan halal sangatlah penting bagi seorang muslim.
Makanan berdampak pada pertumbuhan jasmani dan rohani. Nilai dan keyakinan atas adanya kewajiban untuk memilih produk halal disokong maksud hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Tidak akan masuk surga, orang yang dagingnya tumbuh dari (makanan) yang haram, neraka lebih pantas baginya.” (HR. Ahmad).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “ Perbaikilah makananmu [makanlah makanan yang halal] niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya." (HR At-Thabrani)


Dalam workshop yang terselengggara atas kerja sama Ibu Institut Profesional Bandung, Pusat Halal Salman, dan Bumi Inspirasi Learning Center yaitu "Peran Ibu Mendidik Gaya Hidup Halal dalam Keluarga", yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna ITB pda hari Kamis, 29 September 2016 pukul 08.30-11.40 . Ibu Dina Sudjana dari Pusat Halal Salman ITB menjadi narasumber utama, beliau memaparkan banyak hal yang berkenaan mengeani gaya hidup halal, terutama makanan halal. Beliau selaku ahli dalam bidang ini, ingin mengajak para ibu menjadi edukator halal bagi keluarganya masing-masing.








Halal adalah segala sesuatu objek  (makanan dan minuman) atau kegiatan yang diijinkan untuk digunakan atau dilaksanakan dalam agama islam. Beliau menjelaskan bahwa halal saja tidak cukup, namun juga harus Thoyib. Halal dan Thoyib adalah satu kesatuan, kalau tidak thoyib maka tidak boleh dimakan. “Halal adalah statusnya, Thoyib adalah sifatnya”, ungkap Bu Dina. (Thoyib : Aman, sehat, bergizi, bermutu)
Beberapa kaidah dalam gaya hidup halal yang dipaparkan oleh Bu Dian, diantaranya
Kaidah pertama, semua jenis makanan hukunya halal, kecuali bila ada dalil secara khusus untuk pengjharamannya. Jenis makanan Haram yang terdapat dalam Alquran ( Bangkai, Darah, daging babi; Binatang yang disembelih dengan nama selain Alloh; Khamar ). Haram dalam hadist adalah daging binatang buas, bertaring, dan berkuku tajam, daging binatang jallaala (pemakan kotoran), dan daging binatang yang menjijikan.

Kaidah kedua, Diputuskan karena ada sebabnya (Al hukmu yadluru ma’al illati).; Kaidah Ketiga, Makanan halal memberikan pengaruh baik dan makanan haram memberikan pengaruh buruk (madhorot) bagi manusia yang memakannya; Kaidah Keempat, Segala penyerupaan (mendekat-dekati) dengan bahan haram maka diharamkan (al washilatu ila haromin haromun).

Selain itu, Bu Dina menjelaskan mengenai Titik Kritis pada Bhan Makanan. Titik Ktitis ini biasanya terdapat pada Ingredien Pangan ( Terigu, Minyak, Isolat protein dll), dan Pada Bahan Tambahan Pangan seperti Pewarna biasanya diekstrak menggunakan alcohol , Pengemulsi menggunakan lemak babi, Penjernih menggunakan arang aktif berasal dari tempurung kelapa atau tulang).

Dalam diskusi, banyak peserta yang bertanya mengenai kehalalan oats, peuyeum singkong dan peuyeum ketan, lele, kefir, dan berbagai makanan hits seperti Samyang dan aneka pastry di mall-mall besar. Saran dari Bu Dina adalah jangan ragu untuk menanyakan kehalalan makanan atau minuman yang kita konsumsi kepada penjual.


Yuk, mulai dari sekarang kita ajarkan anak untuk mengenal logo halal dalam makanan dan minuman yang mereka konsumsi. Dan jangan lupa untuk mengecek Ingredientsnya juga ya.. Selamat berburu produk halal dan menerapkan gaya hidup halal untuk keluarga di rumah !!. Dan jadikan keluarga kita cerdas finansial dan ramah lingkungan !!


Foto bersama ( Kiri ke kanan : BU Dina, Teh Encha, dan Teh Isti Khiarani)



Tim  : Teh Hani, Serli Asmanawati, Fitria
Penulis : Serli Asmanawati


6 Oktober 2016

Peran Ibu dalam Mendidik Gaya Hidup Halal dalam Keluarga




Konsepsi halal di dalam Islam adalah bagian filsafat (gaya) hidup , dimana terdapat dalam Al quran , yaitu QS. Al-Baqarah 2: 172-173.  

Artinya: 
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Perlu kesadaran orang  Islam mengenai pentingnya usaha - usaha secara berkesinambungan untuk menekankan aspek halal dan haram di dalam kehidupan terutama dalam keluarga. Tidak ada kemulian terbesar yang diberikan Allah bagi seorang wanita, melainkan perannya menjadi seorang Ibu. Dimana ibu menjadi tonggak utama keluarga dalam mendidik anak – anak  dan membentuk watak, karakter, serta pengetahuannya. Oleh karena itu Ibu menjadi kunci utama dalam mendidik gaya hidup halal dalam keluarga.

Sebelum kita mengetahui lebih dalam mengenai hal ini,  Yuuuks... kita coba untuk menjawab Halal Check Up dengan quiz sederhana ini
1.    Apakah sudah mengajarkan kepada anak untuk mengecek logo halal sebelum makan snack/ minuman ringan ?
2.    Jika sudah, apakah sudah konsisten cuntuk mengecek logo halal atau bahannya?
3.    Apakah kalau jajan bakso/ jajan batagor sudah selalu mengkonfirmasi kehalalan kepada penjual?
4.    Kalau membeli daging ayam atau daging sapi di pasar apakah sudah selalu bertanya ke penjual ttg kehalalan proses dan pemotongannya?
5.    Apakah sudah tahu bahan-bahan bumbu masak yang mengandung alkohol atau bahan non halal lainnya?

Setelah mencoba menjawab, bagaimana hasilnya ?
Tentu kata “tidak dan belum” akan sering muncul. Hal ini dikarenakan kita sering menyepelekannya. Padahal makanan halal sangatlah penting bagi seorang muslim.
Makanan berdampak pada pertumbuhan jasmani dan rohani. Nilai dan keyakinan atas adanya kewajiban untuk memilih produk halal disokong maksud hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Tidak akan masuk surga, orang yang dagingnya tumbuh dari (makanan) yang haram, neraka lebih pantas baginya.” (HR. Ahmad).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “ Perbaikilah makananmu [makanlah makanan yang halal] niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya." (HR At-Thabrani)


Dalam workshop yang terselengggara atas kerja sama Ibu Institut Profesional Bandung, Pusat Halal Salman, dan Bumi Inspirasi Learning Center yaitu "Peran Ibu Mendidik Gaya Hidup Halal dalam Keluarga", yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna ITB pda hari Kamis, 29 September 2016 pukul 08.30-11.40 . Ibu Dina Sudjana dari Pusat Halal Salman ITB menjadi narasumber utama, beliau memaparkan banyak hal yang berkenaan mengeani gaya hidup halal, terutama makanan halal. Beliau selaku ahli dalam bidang ini, ingin mengajak para ibu menjadi edukator halal bagi keluarganya masing-masing.








Halal adalah segala sesuatu objek  (makanan dan minuman) atau kegiatan yang diijinkan untuk digunakan atau dilaksanakan dalam agama islam. Beliau menjelaskan bahwa halal saja tidak cukup, namun juga harus Thoyib. Halal dan Thoyib adalah satu kesatuan, kalau tidak thoyib maka tidak boleh dimakan. “Halal adalah statusnya, Thoyib adalah sifatnya”, ungkap Bu Dina. (Thoyib : Aman, sehat, bergizi, bermutu)
Beberapa kaidah dalam gaya hidup halal yang dipaparkan oleh Bu Dian, diantaranya
Kaidah pertama, semua jenis makanan hukunya halal, kecuali bila ada dalil secara khusus untuk pengjharamannya. Jenis makanan Haram yang terdapat dalam Alquran ( Bangkai, Darah, daging babi; Binatang yang disembelih dengan nama selain Alloh; Khamar ). Haram dalam hadist adalah daging binatang buas, bertaring, dan berkuku tajam, daging binatang jallaala (pemakan kotoran), dan daging binatang yang menjijikan.

Kaidah kedua, Diputuskan karena ada sebabnya (Al hukmu yadluru ma’al illati).; Kaidah Ketiga, Makanan halal memberikan pengaruh baik dan makanan haram memberikan pengaruh buruk (madhorot) bagi manusia yang memakannya; Kaidah Keempat, Segala penyerupaan (mendekat-dekati) dengan bahan haram maka diharamkan (al washilatu ila haromin haromun).

Selain itu, Bu Dina menjelaskan mengenai Titik Kritis pada Bhan Makanan. Titik Ktitis ini biasanya terdapat pada Ingredien Pangan ( Terigu, Minyak, Isolat protein dll), dan Pada Bahan Tambahan Pangan seperti Pewarna biasanya diekstrak menggunakan alcohol , Pengemulsi menggunakan lemak babi, Penjernih menggunakan arang aktif berasal dari tempurung kelapa atau tulang).

Dalam diskusi, banyak peserta yang bertanya mengenai kehalalan oats, peuyeum singkong dan peuyeum ketan, lele, kefir, dan berbagai makanan hits seperti Samyang dan aneka pastry di mall-mall besar. Saran dari Bu Dina adalah jangan ragu untuk menanyakan kehalalan makanan atau minuman yang kita konsumsi kepada penjual.


Yuk, mulai dari sekarang kita ajarkan anak untuk mengenal logo halal dalam makanan dan minuman yang mereka konsumsi. Dan jangan lupa untuk mengecek Ingredientsnya juga ya.. Selamat berburu produk halal dan menerapkan gaya hidup halal untuk keluarga di rumah !!. Dan jadikan keluarga kita cerdas finansial dan ramah lingkungan !!


Foto bersama ( Kiri ke kanan : BU Dina, Teh Encha, dan Teh Isti Khiarani)



Tim  : Teh Hani, Serli Asmanawati, Fitria
Penulis : Serli Asmanawati


6 Oktober 2016

Peran Ibu dalam Mendidik Gaya Hidup Halal dalam Keluarga




Konsepsi halal di dalam Islam adalah bagian filsafat (gaya) hidup , dimana terdapat dalam Al quran , yaitu QS. Al-Baqarah 2: 172-173.  

Artinya: 
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Perlu kesadaran orang  Islam mengenai pentingnya usaha - usaha secara berkesinambungan untuk menekankan aspek halal dan haram di dalam kehidupan terutama dalam keluarga. Tidak ada kemulian terbesar yang diberikan Allah bagi seorang wanita, melainkan perannya menjadi seorang Ibu. Dimana ibu menjadi tonggak utama keluarga dalam mendidik anak – anak  dan membentuk watak, karakter, serta pengetahuannya. Oleh karena itu Ibu menjadi kunci utama dalam mendidik gaya hidup halal dalam keluarga.

Sebelum kita mengetahui lebih dalam mengenai hal ini,  Yuuuks... kita coba untuk menjawab Halal Check Up dengan quiz sederhana ini
1.    Apakah sudah mengajarkan kepada anak untuk mengecek logo halal sebelum makan snack/ minuman ringan ?
2.    Jika sudah, apakah sudah konsisten cuntuk mengecek logo halal atau bahannya?
3.    Apakah kalau jajan bakso/ jajan batagor sudah selalu mengkonfirmasi kehalalan kepada penjual?
4.    Kalau membeli daging ayam atau daging sapi di pasar apakah sudah selalu bertanya ke penjual ttg kehalalan proses dan pemotongannya?
5.    Apakah sudah tahu bahan-bahan bumbu masak yang mengandung alkohol atau bahan non halal lainnya?

Setelah mencoba menjawab, bagaimana hasilnya ?
Tentu kata “tidak dan belum” akan sering muncul. Hal ini dikarenakan kita sering menyepelekannya. Padahal makanan halal sangatlah penting bagi seorang muslim.
Makanan berdampak pada pertumbuhan jasmani dan rohani. Nilai dan keyakinan atas adanya kewajiban untuk memilih produk halal disokong maksud hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Tidak akan masuk surga, orang yang dagingnya tumbuh dari (makanan) yang haram, neraka lebih pantas baginya.” (HR. Ahmad).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “ Perbaikilah makananmu [makanlah makanan yang halal] niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya." (HR At-Thabrani)


Dalam workshop yang terselengggara atas kerja sama Ibu Institut Profesional Bandung, Pusat Halal Salman, dan Bumi Inspirasi Learning Center yaitu "Peran Ibu Mendidik Gaya Hidup Halal dalam Keluarga", yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna ITB pda hari Kamis, 29 September 2016 pukul 08.30-11.40 . Ibu Dina Sudjana dari Pusat Halal Salman ITB menjadi narasumber utama, beliau memaparkan banyak hal yang berkenaan mengeani gaya hidup halal, terutama makanan halal. Beliau selaku ahli dalam bidang ini, ingin mengajak para ibu menjadi edukator halal bagi keluarganya masing-masing.








Halal adalah segala sesuatu objek  (makanan dan minuman) atau kegiatan yang diijinkan untuk digunakan atau dilaksanakan dalam agama islam. Beliau menjelaskan bahwa halal saja tidak cukup, namun juga harus Thoyib. Halal dan Thoyib adalah satu kesatuan, kalau tidak thoyib maka tidak boleh dimakan. “Halal adalah statusnya, Thoyib adalah sifatnya”, ungkap Bu Dina. (Thoyib : Aman, sehat, bergizi, bermutu)
Beberapa kaidah dalam gaya hidup halal yang dipaparkan oleh Bu Dian, diantaranya
Kaidah pertama, semua jenis makanan hukunya halal, kecuali bila ada dalil secara khusus untuk pengjharamannya. Jenis makanan Haram yang terdapat dalam Alquran ( Bangkai, Darah, daging babi; Binatang yang disembelih dengan nama selain Alloh; Khamar ). Haram dalam hadist adalah daging binatang buas, bertaring, dan berkuku tajam, daging binatang jallaala (pemakan kotoran), dan daging binatang yang menjijikan.

Kaidah kedua, Diputuskan karena ada sebabnya (Al hukmu yadluru ma’al illati).; Kaidah Ketiga, Makanan halal memberikan pengaruh baik dan makanan haram memberikan pengaruh buruk (madhorot) bagi manusia yang memakannya; Kaidah Keempat, Segala penyerupaan (mendekat-dekati) dengan bahan haram maka diharamkan (al washilatu ila haromin haromun).

Selain itu, Bu Dina menjelaskan mengenai Titik Kritis pada Bhan Makanan. Titik Ktitis ini biasanya terdapat pada Ingredien Pangan ( Terigu, Minyak, Isolat protein dll), dan Pada Bahan Tambahan Pangan seperti Pewarna biasanya diekstrak menggunakan alcohol , Pengemulsi menggunakan lemak babi, Penjernih menggunakan arang aktif berasal dari tempurung kelapa atau tulang).

Dalam diskusi, banyak peserta yang bertanya mengenai kehalalan oats, peuyeum singkong dan peuyeum ketan, lele, kefir, dan berbagai makanan hits seperti Samyang dan aneka pastry di mall-mall besar. Saran dari Bu Dina adalah jangan ragu untuk menanyakan kehalalan makanan atau minuman yang kita konsumsi kepada penjual.


Yuk, mulai dari sekarang kita ajarkan anak untuk mengenal logo halal dalam makanan dan minuman yang mereka konsumsi. Dan jangan lupa untuk mengecek Ingredientsnya juga ya.. Selamat berburu produk halal dan menerapkan gaya hidup halal untuk keluarga di rumah !!. Dan jadikan keluarga kita cerdas finansial dan ramah lingkungan !!


Foto bersama ( Kiri ke kanan : BU Dina, Teh Encha, dan Teh Isti Khiarani)



Tim  : Teh Hani, Serli Asmanawati, Fitria
Penulis : Serli Asmanawati


  • Bumi Inspirasi Learning Center

  • Jalan Cisitu Indah VI No. 188 Bandung 40135 - Indonesia
  • E-mail : bumiinspirasi4@gmail.com
  • HP / Whatsapp : 0896-0423-3954
  • Instagram : Bumiinspirasi_lc


Copyright © | Bumi Inspirasi LC | All Right Reserved